“Sayang, aku pengen makanan Jepang!” Shena menggeliat di sofa, matanya berbinar-binar. Giano yang baru pulang dari kerja meletakkan tasnya. “Makanan Jepang? Di mana? Aku tidak tahu ada restoran Jepang di sini.” “Enggak, bukan di luar. Aku mau kamu masak bento sendiri, Giano. Pasti lebih enak!” Shena menjulurkan tangannya, menggenggam lengan Giano dengan lembut. “Masak bento? Tapi aku enggak tahu cara masaknya, Shena. Kamu tahu sendiri aku bukan koki.” “Ah, masa iya sih? Kamu kan bisa belajar dari YouTube. Ayo, Giano! Pasti seru!” Shena memohon dengan suara manja, suaranya mengalun lembut seperti angin sepoi-sepoi. Giano menggeleng, meski senyumnya tak pudar. “Kamu ini, ya. Kenapa semua harus aku yang lakukan? Tidakkah kamu bisa sedikit membantu?” “Enggak! Kamu yang harus melakukan