Tian mengabulkan permintaan Jenita untuk mempertemukan El dengan keluarga besar Bimantara. Siang ini, di bawah terik mentari yang menyengat sempurna, menggunakan mobil pribadinya, pria berumur awal empat puluhan itu membawa Jenita dan El menuju kediaman Bimantara yang terletak di pusat kota.
El tertidur di kursi belakang, sementara Jenita tengah berkutat dengan pikirannya, merangkai kata yang tempat jika tiba waktunya dipertemukan dengan keluarga Bimantara. Apa pun yang akan dikatakan oleh keluarga Bimantara nanti, termasuk hal buruk sekalipun tentang dirinya, Jenita sudah berjanji pada diri sendiri hal tersebut tidak akan membuatnya bersedih.
“Mau mampir makan siang dulu?” Tian menawari Jenita, saat jam sudah menunjukkan waktu makan siang.
“Drive thru saja, Bang. Pesan burger buat El.”
