"Abang kenapa senyum-senyum sendiri?" tanya Jenita, begitu bangun dan mendapati Tian sedang menatapnya sembari tersenyum aneh. Tian tersentak mendengar pertanyaan Jenita. Ia berdeham untuk mengurangi keterkejutannya mendapati Jenita tiba-tiba terbangun, saat ia sedang berpikir yang tidak-tidak tentang wanita itu. "Oh, tidak ada apa-apa," elaknya. Dan memasang mode muka datar kembali. Jenita menyipitkan mata, tidak percaya. "Abang tidak sedang berpikir aneh-aneh tentang saya kan?" tanyanya curiga. "Kalau iya, memang kenapa?" Tian merasa tertantang. Sudah terlanjur basah, nyebur saja sekalian. Jenita ternganga sejenak, menatap lelaki di depannya dengan tidak percaya berbaur heran. "Tentu saja tidak boleh." Jenita bingung harus menjawab apa. Tian memajukan badannya, membuatnya lebih dek