Yaksa merasa malam makin mencekam, sedangkan mobilnya tetap tidak bisa jalan. Andra sudah mengerubuni kepalanya dengan jaket karena ketakutan. "Punten, Mas. Numpang nanya!" Suara selembut sutra membuat Yaksa menolah. Wanita berjarit tadi berdiri tepat di sampingnya. Hanya terbatas kaca mobil yang dia turunkan. "I ... iya," jawab Yaksa gagu. Tangan Yaksa terus mencubiti paha Andra agar Andra menemaninya menghadapi wanita misterius itu. "Mas mau ke mana?" "Mau pulang," jawab Yaksa linglung. Benar kan kalau dia mau pulang. "Arahnya ke kota enggak, Mas?" Yaksa ingin menggeleng, ia takut kalau si wanita itu numpang. Namun mau jawab enggak, itu kelihatan berbohong. Ya kali dia mau masuk lagi ke pedalaman. "I ... iya," jawan Yaksa pada akhirnya. "Boleh numpang gak, Mas?" "Eh ta ..