Tio sudah kembali ke dalam mobinya. Ia terdiam lalu mencoba menghubungi Icha. Nomor Icha sejak smealam tidak bisa dihubungi. Tio melirik ke pergelangan tangannya dan menatap jam tangan untuk melihat waktu saat ini. "Masih pukul setengah delapan. Icha baru berangkat. Lebih baik aku cari tempat untuk mendirikan Kafe lalu aku datangi Kantor Icha," gumamnya sendiri lalu menjalankan mobilnya itu keluar dari Kampus. Tio berputar -putar mencari tempat yang pas. Ia melihat peluang baik di salah satu ruko yang tak jauh dari pusat kota. Tempat itu sangat strategis sekali. Dekat dengan Kampus, gedung, mini market dan kost -kostan. "Saya mau ruko ini?" pinta Tio pada seorang laki -laki pemilik ruko. "Boleh. Kebetulan sekali, ruko ini dijual," jelas lelaki itu. Tio melihat ruko itu. Letaknya tak j