81

1410 Words

Sinar matahari pagi menembus celah tirai kamar, menyentuh wajah Maya yang masih terlelap. Udara di luar sedikit lebih dingin dari biasanya, membuatnya enggan beranjak dari tempat tidur. Namun, sebelum ia sempat menikmati lebih lama kenyamanan itu, suara celoteh Julian terdengar dari ranjang bayi di sudut kamar. Maya membuka matanya perlahan, tersenyum kecil saat melihat putranya yang kini sudah berusia satu tahun duduk di dalam boks dengan wajah ceria. Julian menggenggam boneka kelinci kesayangannya, sambil menggoyangkan tubuhnya ke kanan dan kiri. “Duh, pagi-pagi udah semangat banget, ya, Nak?” Maya bergumam pelan, suaranya masih berat karena kantuk. Bagas yang tidur di sampingnya ikut menggeliat, matanya masih setengah terpejam. “Julian udah bangun?” tanyanya dengan suara serak. Maya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD