163..Malam pernikahan

1082 Words

Terkadang, yang pertama justru hanya menjadi pelajaran untuk menjadi sosok yang lebih kuat. Yang pertama terkadang, menjadi tolak ukur segalanya. Pertama bukan berarti utama, bisa saja tak diinginkan. Kini, tak selamanya harus menjadi yang terdepan, toh untuk apa jika ujungnya hanya menyakitkan. Wanita itu tersenyum menatap dirinya di pantulan cermin, riasan wajah cantik dan anggun pantas untuk dirinya. Meski sudah kepala empat, tetap saja aura kecantikan dan baik hati tak terlepas dalam dirinya. Reyea, wanita kuat yang selama ini sabar dalam menjalani hidupnya. Pahit dan getir, ia lalui dengan bantuan keluarga. Tetapi sakit hatinya tentu saja ia bopong seorang diri. Bukan hal sepele. Terkhianati, di lukai, pun di sepelekan oleh mertuanya. Tambatan hati yang ia pikir adalah pelabuhan ter

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD