Di dalam kamar, setelah sang suami meninggalkan ia dalam kondisi yang memprihatinkan, Malika masih berusaha menyudahi isak tangisnya. Bayangan sikap kasar sang suami tadi, dalam menuntaskan hasrat yang sebetulnya adalah sebuah bentuk hukuman atas kesalahan dirinya, kembali terangkai dalam slide memorinya. Ya, kesalahan. Malika sadari itu. Kesalahan sepele yang harusnya tidak perlu terjadi, jika ia tidak ceroboh atau pun lupa. Melihat wajah emosi ketika dirinya membuka pintu kamar, dan melihat sang suami berdiri di depannya, Malika sudah tahu jika ia akan mendapatkan hukuman. Namun, ia tidak menyangka kalau hukuman itu akan membuat suaminya berlaku kasar dalam melakukan hubungan intim. Kini, hukuman itu masih menyisakan rasa nyeri di bagian kewanitaannya. Dengan perut yang terasa tid