Antara Ketakutan dan Merasa Benar

1782 Words

Beberapa saat sebelumnya.  "Aku akan mengantar kamu pulang," ucap Putra pada sahabatnya, Malika. Mereka baru keluar dari dalam kafe, setelah hampir satu jam lebih mengobrol saling melepas rindu.  "Enggak perlu Putra, aku bisa pulang sendiri." "Aku bawa motor. Aku bisa antar sekalian jalan pulang." "Banyak ojek online. Tinggal klik, langsung datang." Malika bersikukuh enggan diantar Putra.  Bukan karena tak mau jalan berduaan dengan lelaki yang namanya masih ada di dalam hatinya itu, tetapi Malika tidak ingin jika sesuatu terjadi kala Putra mengantarnya ke rumah sang suami.  "Aku tahu banyak ojek di kota ini, tetapi aku juga ingin mengantarmu pulang supaya aku tahu di mana kamu bekerja." Malika tersenyum menanggapi. Tentu saja gadis itu tahu alasan pemaksaan Putra mengantarnya pulang

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD