Sania baru saja bangun, setelah mencuci wajah ia turun ke lantai bawah untuk sarapan. Perutnya sudah minta diisi sejak ia bangun tadi. Langkah Sania berhenti di ujung tangga saat melihat Bi Lily berjalan sambil memegang sebuah surat. "Apa itu, Bi?" tanya Sania melihat asisten rumah orangtuanya baru saja masuk dengan membawa sesuatu. "Oh ini, ada undangan, Nona." Bibi Lily berjalan menghampiri Sania lalu memberikan undangan yang baru saja ia dapat. "Untuk siapa, Bi?" tanya Sania penasaran. "Untuk Tuan dan Nyonya, Nona." Sania mengangguk-angguk paham lalu meminta undangan itu. "Ooh, oke, bi. Makasih ya." Bibi Lily mengangguk lalu berlalu pergi. Sania membolak balikkan undangan di tangannya. Matanya menatap nama yang tertera di undangan tersebut. Undangan perayaan ulang tahun, bernama

