Tiga Tahun Kemudian

1126 Words

Taman itu terisi penuh oleh warna-warni bunga. Seperti tiada ujungnya, Rhea tak henti memandang dan mengagumi sekelilingnya yang terlihat begitu indah. Perlahan-lahan, dengan yakin Rhea melangkahkan kakinya, begitu terasa lembut ketika helai-helai kelopak bunga di kanan-kirinya terasa seperti membelai telapak tangan yang tanpa ia sadari tak pernah berhenti berayun. Bunga tidurnya malam itu sayangnya harus segera berakhir ketika ia dibangunkan oleh rengekan kecil Raymond yang ia dengar sayup-sayup, seolah suara salah satu anak kembarnya itu memanggil-manggilnya dari ujung padang bunga yang entah di mana pastinya. “Uncle?” Suara Rhea terdengar lemah. “Iya, Sayang. Kamu lanjutkan saja tidurmu, masih terlalu pagi,” sahut Arka sembari terlihat menggendong lembut si buah hati yang sedang dema

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD