“Pacar?” Sonya melirik Zeron, satu alisnya terangkat, menahan senyum geli yang hampir merekah di bibirnya. Dia tahu betul bagaimana Zeron mencintainya dan mustahil pria itu memiliki wanita lain. Namun, reaksi cemburu Galen yang menggemaskan ini tidak bisa diabaikan begitu saja. “Benar begitu, Mas?” Zeron menghela napas, merasa terjebak. Ia berlutut di hadapan Galen, mencoba menatap mata putranya. "Sayang, itu bukan pacar Papa, itu teman Papa." “Bukan! Mama, Galen liat Papa di puk-puk juga!" tuduh Galen lagi, semakin dramatis, padahal kenyataannya Zeron dan Dr. Kirana hanya menepuk tangannya singkat. Sontak Zeron memijat keningnya. Salah paham ini jauh lebih rumit dari yang ia bayangkan. “Galen, dengar Papa baik-baik.” Zeron memulai dengan nada sabar, "Tadi itu namanya Dokter Kirana …

