55. Nasi Megono

1987 Words

DIMAS POV “Minum, Pak...” satu botol air mineral dingin terulur dihadapanku. Aku menolehnya sejenak, lalu tersenyum tipis. “Terimakasih, Bay.” “Sama-sama.” Hening. Saat ini, aku dan Bayu duduk bersebelahan di salah satu kursi taman rumah sakit, menatap ke depan ke arah Ila dan Qila yang saat ini tampak sedang berbicang serius. Aku bisa melihat berbagai macam emosi tergambar dari wajah istriku. Ada marah, kaget, kadang tersenyum, juga sedih. Entah apa saja yang diucapkan Qila di sana, sampai membuat ekpresi Ila mudah sekali berubah-ubah. “Saya minta maaf,” ujar Bayu memulai percakapan. Sejak tadi, kami memang hanya diam dan terus menatap ke depan. Situasi diantara kami agak awkward, sampai akhirnya Bayu izin beli minuman dan dia juga membelikan satu untukku. “Saya benar-benar

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD