94. Menyerah

1189 Words

“Kamu tidak dengar kata saya, Airin!” bentak Arkan murka. Dia sudah menahan emosinya sejak berada di rumah sakit polri tadi. Pun setelah salah satu teman istrinya mengatakan ada seorang pria yang mengaku sebagai orang suruhannya untuk menjemput Airin ke parkiran. Andai dia tidak segera sampai di sana, entah apa yang akan terjadi pada istrinya itu. Padahal orang kepercayaannya hanya Prasetyo seorang, tidak ada yang lain lagi. “Maaf, Om ... aku terpaksa ikut dengan mereka,” ucapnya dengan isakan tangisnya yang merasa sangat takut dengan suara Arkan yang membentaknya. Dia sudah berusaha menghubungi suaminya tetapi tidak ada jawaban. Airin tidak perlu mengatakan semua itu, karena menurutnya tidak diperlukan lagi. “Andai saya tidak ada di sana tadi, saya yakin kamu akan mempercayai pria itu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD