Emily berbaring di sisi ranjang, satu sudut ruangan yang tampak jauh. Ia tidak menangis sedikitpun, merasa benar atas tindakannya terhadap Allan barusan. "Apa aku terlalu bodoh, karena akhirnya kembali bersama, Allan?"pikir Emily datar, ia menutup mata. Membayangkan semua kisah masa lalu, Tuhan, sungguh sangat menyakitkan, begitu membekas untuk di ingat. "Harusnya, aku bisa lari sejauh-jauhnya! Apakah akhirnya akan sad ending?"Emily menelan ludah, merasa begitu takut. Ia seakan mengulang kesalahan yang sama. "Harusnya, semua lebih baik, Kan?"wanita itu menggigit bibir cukup keras, merasa dadanya cukup sesak. Kecewa dalam satu perasaan yang sangat jauh. Kenapa, harus Clarissa? Itu salahnya. Emily takut, mengingkari janji suci untuk kedua kalinya di hadapan Tuhan. Please Jangan. "Emily!"p