"Ini ... kamu gak becanda kan, Ben?" tanya Sinola sekali lagi pada Benjamin masih dalam saluran telepon. "Gak, Sayang. Which is why, I'm so sorry. Temen aku di sini lagi drop dan di rawat di Rumah Sakit, La. Dia temen seperjuangan ... waktu di panti." Astaga! Aku gak pernah tau ternyata Ben ... yatim piatu, batin Sinola merasa bersalah. "Hey, it's ok. Aku pikir kamu yang kenapa-kenapa. Aku udah OVT banget." Maafın aku, La. At least, aku gak terlalu bohong sama kamu kalau Tesa emang temen seperjuangan dari panti dulu. "I'm really sorry , Baby Girl. Aku udah jadi pacar terburuk yang gak memperioritaskan kamu." Sungguh sesak hati Benjamin saat ini seolah terturih duri yang sangat tajam karena ia tidak berani memperjelas siapa teman yang ia maksud. "Don't say that. Musibah gak ada ya

