46~DS

1345 Words

“Kok, naik ojek?” “Eh, pagi, Pak El,” sapa Sinar terus berjalan memasuki lobi dan hanya melihat sekilas pada Elo. “Duh, pagi-pagi sudah bau rokok.” Elo meringis. Segera membuka jaket, melipatnya asal dan membawanya. “Hidungmu tajem banget, padahal belum habis sebatang.” Elo memang belum sempat menghabiskan rokoknya, ketika melihat Sinar turun dari ojek. Tadinya, ia masih bersandar santai di dalam mobil, tetapi buru-buru mematikan rokoknya dan segera keluar menyusul Sinar. “Tapi, kenapa naik ojek?” tanya Elo menaiki tangga berdampingan dengan Sinar. “Sore dijemput Bima?” “Motor saya di bengkel,” ucap Sinar. “Pas keluar komplek, tahu-tahu berenti sendiri. Distarter nggak mau nyala. Makanya telat, tapi udah izin kok sama pak Harsa.” “Kalau gitu nanti sore aku antar pulang.” Sinar mengg

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD