30~DS

1269 Words

“Ayah tidur di sini malam ini.” “Nggak usah.” Sinar berbalik memunggungi sang ayah yang baru masuk ke kamar sang bunda. Ia tengah berbaring di ranjang mendiang bundanya dan memeluk daster yang dipakai Rani terakhir kali. “Nggak ada gunanya.” “Nar, jangan begini.” Prabu duduk di tepi tempat tidur. Mengusap pelan puncak kepala Sinar. “Kamu itu anak ayah.” Sinar mendengus keras. Andai tenaganya tidak terkuras, saat ini ia pasti sudah berteriak pada Praba. Menumpahkan semua kebenciannya. “Aku anak bunda.” “Sinar—” “Keluar dari kamar bunda,” sela Sinar semakin mengeratkan pelukannya pada daster milik Rani. “Ayah nggak pantas dan nggak berhak ada di rumah ini, apalagi kamar ini.” Kali ini, Praba tidak membalas. Ia memilih diam karena bisa mengerti dengan kehilangan yang dialami putrinya. S

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD