“Maaas.” Sinar langsung melempar protes ketika baru membuka pintu kamar. Kembali, ia melihat handuk basah Elo tergeletak di atas tempat tidur. Padahal, Sinar sudah berulang kali mengatakan agar tidak melakukan hal tersebut. “Dulu waktu tinggal sendiri gimana, sih! Masa’ berangkat kerja handuk ditinggal seharian?” Elo terkekeh. Berbalik sambil mengancing seragamnya. Menatap Sinar yang sudah mengerucutkan bibir dan membawa handuk basah miliknya ke balkon. “Rencananya juga habis ini mau kujemur,” ujar Elo setelah Sinar kembali masuk dan menutup pintu balkon. “Kamu aja yang nggak sabaran.” “Alesan!” Sinar kembali masuk dan menutup pintu balkon. Mengambil blazer hitamnya di lemari lalu memakai dengan segera. “Beneran, Sayang.” Elo menghampiri Sinar yang baru duduk di depan meja rias. Sang

