119~DS

1348 Words

“Eh, apaan ini?” tanya Sinar pada rekan kerjanya yang duduk berhadapan di kantor yayasan. “Buat aku?” Di atas mejanya, sudah ada satu buket bunga mawar merah segar yang begitu wangi. Di sebelahnya, ada sekotak cokelat yang masih rapi terbungkus. Sebuah cokelat yang tidak pernah ia lihat ada di minimarket mana pun. “Iya, buat Mbak sekretaris katanya,” sahut Rita, rekan kerja Sinar yang kemudian terkekeh. “Pak Bintang ternyata romantis juga, ya!” Sinar tertawa kecil. Ia tahu benar, Bintang tidak seromantis itu. Suaminya punya cara manis sendiri, tetapi bukan memberi kejutan seperti ini. Dan Elo? Pria itu terlalu realistis. Elo mungkin saja memberi cokelat, tetapi bukan bunga mawar. Lagi pula, dalam rangka apa Elo atau Bintang mengiriminya bunga mawar dan cokelat? Lantas, siapa jika b

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD