“Apa?” sahut Daylon ganti dia yang mengerutkan kening dengan pertanyaan Zalikha. Zalikha tersenyum. “Uncle sendiri, apa memang berniat bersungguh-sungguh untuk memperistri aku?” tanyanya. “Pernikahan adalah hal sakral yang tidak bisa dianggap main-main, dan meskipun ada surat perjanjian di antara kita yang mana itu akan berlaku ketika kita sudah menikah nanti, aku tetap menginginkan pernikahan hanya satu kali seumur hidupku, meski bagaimanapun kehidupan yang aku jalani nanti bersama Uncle!” Daylon tertegun. Hatinya bergetar mendengar kalimat panjang yang terungkap dari mulut Zalikha. Memikirkan apa yang selama ini ada di pikirannya adalah selalu ingin bersama gadis itu, meski mereka mengawali semuanya dengan ketidaksengajaan, tapi Daylon merasa semuanya terlalu intim untuk bahkan dikat