Zalikha sendiri terkesiap menahan nafas merasakan sentuhan lembut di kulit punggungnya, reflek dia pun berpegangan pada lengan Daylon. “Maksudku … Mas!” ralatnya sambil berusaha menepis tatapan Daylon yang terkunci padanya. Daylon mengulum senyum, perlahan tanganya bergerak lembut di punggung Zalikha, sambil memandangi wajah cantik yang kini terlihat merah merona di dalam dekapannya. “Mas–” “Kamu yang membuat apapun yang melekat di tubuhmu terlihat indah dan sempurna, Zalikha!” pujinya dengan nafas mulai memburu. Daylon menunduk mendekatkan wajahnya, tangannya perlahan mengangkat dagu Zalikha dan mau tak mau perempuan itu pun mengikutinya. Mendongak dan menatapnya dengan bibir setengah terbuka. “Andai saja disini ada penghulu, kita akan mengucap ijab kabul dan sumpah pernikahan saat