Wanita misterius

1558 Words
Malam ini aku dan Chris akan pergi berkencan. Kami akan menonton film di bioskop. Aku memilih pakaian yang cocok dan membuatku terlihat cantik. Aku sangat mempersiapkan semuanya agar ketika nanti aku bertemu dengan Chris ia akan senang dan makin menyukaiku.   Aku membuka lemariku yang berukuran cukup lebar, aku memilih – milih baju mana yang sekiranya cocok untuk kencanku bersama Chris malam ini. Aku mengambil celana jeans dan sebuah blouse lengan pendek berwarna merah dengan lubang yang cukup besar di bagian belakang.              Setelah aku selesai memilih baju, aku membersihkan badanku dahulu sebelum berdandan. Aku juga merapikan rambutku dengan catokan kesayanganku. Kemudian aku menunggu Chris dan duduk di sofa ruang tv.              Tidak perlu menunggu lama, Chris sudah berada di depan rumahku. Ia menggunakan moge andalannya dengan jaket kulit dengan dalaman turtle neck berwarna hitam. Ia sudah berdiri di depan pintu rumah saat aku membukakan pintu untuknya. Ia menatapku dengan penuh kekaguman sehingga ia tidak mengucapkan sepatahkatapun kepadaku.                        “Chris.” Sapaku.            “Hai, Michelle. Kamu cantik banget hari ini.” Puji Chris.            “Udah siap ? yuk pergi.” Chris menggandeng tanganku.            “yuk.”              Aku memeluk Chris erat saat kami sedang di perjalanan. Wangi aroma tubuhnya sangat sukses membuatku tergoda dan tidak bisa lepas darinya.              Tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai di bioskop hanya 20 menit saja. Saat kami sampai bioskop, kami langsung membeli dua tiket film horror. Kami berdua sangat menyukai film horror. Menurutku film horror memberi sensasi yang berbeda kedalam diriku dan film horror sangat seru ketimbang film bergenre lain.              Aku dan Chris duduk di kursi 3 dari atas dekat tangga dan sepanjang film diputar aku menyandarkan kepalaku di bahunya. Filmnya sangat bagus dan menyeramkan. Tetapi chris membuatku tidak bisa fokus menonton film.              “Gimana tadi filmnya ?” Tanya Chris seraya kami berjalan keluar dari bioskop.            “Serem, aku suka. Kamu suka gak sama filmnya?” Tanyaku.            “Suka banget. Kita emang pecinta horror sejati.”            “Gimana kalau kita makan ?” Ajak Chris.            “Ayuk, makan dimana ?”            “Makan Chinese food mau gak?”            “Iya, aku mau banget.” jawabku dengan penuh semangat. Aku sangat menyukai masakan china.              Chris memegang tanganku erat dan menciumnya lembut. Kencanku bersama Chris malam ini sukses besar. Kami menciptakan suasana romantis tanpa harus berhubungan badan. Aku sangat bahagia malam ini.                        “Aku seneng banget malam ini. Makasih ya.” Kataku.            “Iya, sama – sama. Aku juga seneng banget bisa kencan sama kamu.” Chris memegang daguku.     -- Saat sudah sampai dirumah, aku mengecek mediasosialku. Usapan jariku berhenti ketika melihat fotoku dan Chris yang sedang berkencan beredar disalah satu akun gossip.   ‘Chris Armando sang pebisnis muda akhirnya sudah menemukan tambatan hatinya’ Postingan tersebut sampai memiliki ratusan komentar mulai dari yang positif hingga negative. Tetapi aku melihat salah satu komentar yang cukup membuatku emosi. @LinaPriscils ‘Aku rasa itu bukan pacarnya Chris, tapi hanya simpanan lol’   ‘Kenapa perempuan ini?’ batinku. Aku klik akunnya danIa memiliki 50 ribu followers. Aku yakin kebanyakan pengikutnya adalah palsu dan hasil beli followers. Aku penasaran apakah ia mengikuti Chris. ‘ketemu’ batinku saat aku melihat akun Stefan di followingnya.   -- Seusai membersihkan badan dan berganti pakaian dengan outfit ternyamanku yaitu tangtop dan short pants, aku bersantai disofa sembari menonton series favoritku ‘How I met your mother’ .   Tringg.. Terdengar dering hpku dari kamarku yang tidak jauh dari ruang tv. Dengan segera aku beranjak dari sofa dan mengangkatnya.  “Halo?” “Halo, ini Michael. Kamu besok pagi akan dijemput dan ikut aku ke bermain golf bersama rekan bisnisku.”Perintahnya. “Untuk apa aku ikut kamu? aku kan gak kenal mereka.” “Sudah jangan banyak tanya.” Jawab Michael.  “Oke kalau gitu.” Jawabku singkat. “Besok pakai kaos putih dan celana legging dengan warna pink. Kamu punya kan?”   Aku mengingat-ingat apakah aku pernah beli legging pink.            “Kayaknya ada sih.”            Aku sangat bingung dengan tingkah Michael, kenapa ia mengajakku bermain golf padahal kemarin ia baru saja memecatku.              Besoknya   Aku membuka pintu dan terdapat seorang pria dengan kaos putih dengan celana pendek abu-abu berdiri didepan pintu. Sepertinya Stefan sangat ingin baju yang kupakai mempunyai warna yang sama dengan miliknya.   “Sudah siap kan?” Tanya Michael dengan wajahnya yang hampir tidak memiliki ekspresi apapun. “udah.” Aku menutup pintu dan masuk kemobilnya, mobil jeep hitam. Sopir mobil yang sudah menunggu tersenyum padaku melalui kaca spion mobil. Wangi parfum dengan aroma kopi tercium saat Michael duduk disampingku. Meskipun ia adalah lelaki yang memiliki sifat aneh tetapi aku tidak bisa bohong, ia adalah laki-laki yang sangat menarik. Beberapa menit berlalu, kami berdua hanya diam. Tidak satupun dari kami yang memulai percakapan. “Kita akan sarapan disana.” Ucapnya memecahkan keheningan.   Aku hanya mengangguk. Sesampainya dilapangan golf aku melihat beberapa paparazzi yang duduk dilobby. Aku penasaran bagaimana mereka tau kalau Stefan akan pergi kesini.   “Kenapa ya banyak paparazzi disini?” tanyaku “Karena berita gossip bahwa aku akan segera menikah. Mereka ingin aku klarifikasi.” “Apa ? Menikah? Siapa yang menyebarkan gosip itu?” Tanyaku penuh amarah. “Aku gak tau.” Jawab Michael singkat.   Michael yang hendak membuka pintu mobil mengurungkan niatnya dan melihatku.   “Oh iya. Nanti ada 2 orang kolegaku. Jadi kamu jangan malu-maluin aku, harus elegan.” Kata Michael dengan sangat ketus. “Iya. Kamu gak usah ngomong aku juga udah tau.” Kataku sembari mengikat rambutku. “Lagian kamu kenapa sih ngajak aku kesini ? bukannya aku udah kamu pecat ya ?” Tanyaku lagi. “Sudah jangan tanya itu lagi. Nanti aku jelasin.” Jawab Michael.   Kami berjalan menuju lapangan. 2 orang pria paruh baya mengenakan pakaian sport melambai kearah kami. Michael dengan sigap merangkulkan tangannya dibahuku dan tersenyum kepada mereka. “Michael Anderson. Ini dia yang ditunggu-tunggu.” Ucap pria bertopi putih seraya menepuk-nepuk bahu Stefan. pria yang satunya hanya tersenyum. “Pak Albert. Maaf lama menunggu. Banyak paparazzi didepan jadi mau tidak mau kami harus meladeninya sebentar.” “Santai saja. Kami juga baru sampai kok.” “Oh iya. Kenalin ini Michelle”   Aku mengulurkan tanganku dan disambut baik dengan mereka. “Saya Albert.” “Ben.” Ucapnya sembari tersenyum. “Wah, Stefan emang keren ya. ngebawa cewek cantik banget kayak model.” Kata Albert. “Terimakasih pak. Saya beruntung banget bisa ketemu dia.” Michael mengusap kepalaku.   “Kalian cocok jadi pasangan yang serasi.” Puji Ben. “Thank you pak Ben.” Michael tersenyum dan merangkulku agar lebih dekat dengannya. “Ayo kita main.” Ajak Michael. “Hei tunggu dong.” Seorang pria berbadan tegap nan tampan, serta alisnya yang tidak kalah tebal dari Stefan dan wajah halus tanpa kumis maupun brewok berjalan cepat kearah kami. “Dari mana aja ?” Tanya Michael. “Sorry, gue telat bangun ni.” Pria itu kemudian melihatku dan memasang ekspresi penasaran. “Wait a minute. Siapa wanita cantik ini?”   “Adek gue yang satu ini tau aja ya kalo abangnya lagi single.” Lanjutnya. “Jangan macem-macem lu.” Ancam Michael. “Wow. Oke.” “Kenalin, Mikael” Ia mengulurkan tangannya. “Michelle.” Aku tersenyum, “Tenang Kayla. Kalau kamu disakitin dia, ada aku yang siap menyembuhkan lukamu.” Mikael tersenyum lebar dan terlihat sangat senang menggoda temannya itu. “Kayla, kamu pasti belum tau caranya main golf. Sini aku ajarin.” Mikael berjalan kearahku, namun Stefan mencegatnya. “Lu main aja sendiri sana, temenin Pak ben sama Albert sana.” Usir Michael. “Santai aja kali.” Mikael pergi kearah pak Ben dan Albert yang asik bermain golf.   Michael memanggil caddy untuk meminta stik golf. Lalu dengan muka datar Michael berjalan kearahku dan berdiri sangat dekat dibelakangku. Ia mencondongkan badannya dan menaruh kedua tangannya diatas tanganku yang sedang memegang stik golf. Dan terasa sentuhan dagunya dikepalaku. Aku mencoba tenang dan tidak salah tingkah. “Lututmu agak ditekuk.” Ucap Michael seraya memegang pahaku. “Miringkan tubuhmu kedepan.” Tangannya pindah kepinggulku. Sentuhannya membuat aku lupa bahwa dia adalah orang yang paling dingin yang pernah aku temui. Ia mengayunkan tanganku dari belakang ke depan. Aku melihat bola golf yang masuk kehole dengan cepat. “Nice.” Michael menjauh dariku dan melihat kearah hole seraya memegang ujung topinya. Seorang caddy datang menghampiri Michael untuk memberi bola golf. Perempuan cantik itu terlihat seperti sedang menggoda Michael. Ia memegang bahu Michael dan memasang senyuman terbaiknya.   Aku sudah tidak memiliki rasa apapun kepada Michael semenjak kejadian di mall waktu itu, tetapi entah kenapa aku kesal melihat perempuan itu. Ditambah lagi Michael yang terlihat biasa saja membuat moodku tambah hancur.Seseorang menyentuh bahuku dari belakang. Aku menoleh dan itu Mikael. “Hai.” Sapanya. Sepertinya ia tau kalau aku sedang melihat perempuan itu dan Stefan. “Kalau lagi jalan sama Michael harus terbiasa dengan pemandangan seperti ini.” Lanjut Mikael. “Hmm. Rasanya kemarin waktu aku jalan sama Michael gak ada cewek yang berani ngedeketin deh. Ya sudahlah, aku tidak peduli.” Kataku. Lalu Aku memutuskan berjalan kedalam ruangan istirahat dan membeli minuman. Aku duduk dan menjernihkan pikiranku. Ternyata Mikael mengikutiku sedari tadi dan ia duduk dikursi persis didepanku. ‘Mau pria ini apasih?’ batinku. Aku menaikan alisku untuk menandakan bahwa aku tidak mau melihatnya duduk dekat denganku. “Kenapa sih ngikutin terus?” Tanyaku bernada kesal. “Ihh kepedean. Ini kan tempat umum, lagian aku haus mau minum.” Ucapnya sembari meminum sebotol air mineral.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD