“Sudah lama kita gak nikmatin waktu berdua seperti ini. Jujur, aku kangen sama kamu,” ucap Chris.
“Apakah itu benar atau cuma sebuah rayuan aja?” tanyaku seraya menatap Chris dengan ragu.
“Aku gak pernah berbohong soal perasaanku, oke?”
“Kamu seharusnya merindukan Angela, bukan aku,” kataku.
Raut wajah Chris menjadi tampak keheranan, “apa? Kenapa aku harus merindukan wanita yang gak penting itu? Jangan menyebut nama dia lagi di depanku.”
“Memangnya kenapa? bukannya kamu mengkhianati dengan Angela? Kenapa kamu sekarang masih mencintai aku?” tanyaku.
Chris memalingkan wajahnya seraya menghela nafas, “kenapa kamu malah mengungkit – ungkit masa lalu. Kalau aku mau mengungkit masa lalu, aku juga bisa. Kamu lebih jahat dari pada aku!”
“Apa? Kenapa kamu berbicara seperti itu?” jiwaku
