Aku Mengalah

1283 Words

Kamar luas yang sudah lebih dari seminggu mereka tempati, tampak hening dengan suasana hati penghuninya yang terasa mencekam dan lain dari biasanya. Rayya yang merasa masih lemah atas kondisi tubuhnya sejak dua hari lalu itu, berusaha sekuat tenaga berdiri di atas kedua kakinya yang masih membeku di atas lantai kamar dengan karpet tebal menutupi. Sedangkan Dimas sendiri, menatap sang istri dengan tatapan tajam penuh emosi. Ada gurat kemarahan yang tercetak di wajah tampannya dengan aura tegang yang bisa Rayya rasakan. "Katakan apa yang mau katakan!" Suara Dimas yang terdengar di telinga Rayya bak cambuk yang melukai permukaan kulit ketika disabet pada tubuhnya. Perih dan sakit. Dimas masih berdiri kokoh. Berpijak tanpa sedikit pun gerakan yang terlihat meski halus. "Aku pingsan tadi.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD