Beberapa hari bersama Dita, Arga terus mengamati sikap perempuan itu. Semakin hari Dita semakin jarang bicara. Hanya ketika ditanya baru dia akan bicara. Bahkan ketika diajak jalan pun Arga merasa seperti jalan sendiri, karena Dita sibuk dengan diri dan perasaannya. Malam ini, Arga ingin menyelami isi hati Dita. Apa yang sebenarnya perempuan itu rasakan di dalam hatinya. Arga mengajak Dita duduk di sofa ruang tengah. Duduk berhadapan. Namun, Dita merasa malas menatap Arga. Arga mengggemgam kedua tangan Dita. Malam ini dia ingin semuanya selesai agar ke depannya tidak ada lagi perasaan-perasaan tidak enak yang dirasakan oleh Dita. "Malam ini aku mah kamu keluarin semua yang mengganjal dalam hati kamu. Apapun itu. Kalau kamu benci sama aku bilang. Sekecil apapun perasaan enggak suka kamu