Langit Jakarta malam itu tak berbintang. Awan hitam menggantung rendah, seolah ikut menahan napas menghadapi pertumpahan darah yang masih mengendap di udara. Bau besi dari darah bercampur hujan, menebar aroma kematian yang getir. Rintik hujan mulai turun, mengguyur daun-daun tua dan atap rumah yang dulu megah—kini menjadi saksi bisu akhir dari satu dinasti. Aidan membuka pintu rumah tua itu. Bekas vila keluarga, sekarang jadi tempat persembunyian terakhir Aruna Wijaya. Engsel pintu berdecit, menyambut dengan suara nyaring seperti jeritan hantu yang terjebak. Langkah kakinya menggema di lantai marmer yang mulai retak, sepatunya menyisakan jejak basah. Jas hitamnya masih rapi, tapi noda darah Bram di ujung lengannya belum mengering. Hujan membasahi rambutnya, meneteskan dingin yang ta

