Bab 40 Serangan

1034 Words

Aidan berdiri di dekat jendela, memandangi lampu-lampu kota Jakarta. Di belakangnya, dua pria berbadan besar berdiri di ambang pintu. Mereka selalu di sana, tidak bergerak dan mengawasinya. Itu sungguh membuat Aidan merasa seperti tahanan. Dia menarik napas, menatap ke arah jam dinding. Belum ada tanda-tanda Celestine kembali. Baru saja ia hendak menegur penjaga yang terlihat seperti patung hidup, pintu terbuka—dan Celestine masuk dengan langkah cepat. Aidan menghampirinya. "Apa yang terjadi? Kamu baik-baik saja? Celest, wajahmu terlihat tegang dan menahan amarah," katanya dengan khawatir. Celestine memandangnya lama lalu mengusap wajah Aidan dengan satu tangan, penuh lembut. Meski di balik kelembutan itu, tampak kilat ketakutan dan kemarahan yang terpendam. Aidan menyadari hal itu, ta

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD