Bab 68 The last Target

1030 Words

Hujan mengguyur jendela besar ruang penthouse tempat Aidan duduk bersandar, gelas kristal berisi wine merah bergoyang pelan di tangannya. Lampu-lampu kota Jakarta memantul di balik kaca, membentuk bayangan samar yang menyerupai jerat laba-laba. Ia menunggu, dan seperti biasa, Aulia datang tepat waktu. Wanita itu melangkah masuk tanpa suara, mengenakan mantel hitam dan rambut terikat rapi. Wajahnya dingin. Ada sisa-sisa lelah dalam sorot matanya—bekas luka dari perasaan yang sudah lama ia kubur. “Bagaimana, Aulia?” tanya Aidan tanpa menoleh, masih menatap ke luar jendela. Aulia berdiri tegak, lalu menjawab pelan, “Aku sudah memperingatkan Bram tentang Celestine.” Aidan mengangguk tipis. “Apa dia menerima pesan dariku?” “Sepertinya tidak, bos. Mereka tidak akan berhenti. Anak itu tetap

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD