Bab 77 Anak Singa

1114 Words

Pagi itu, Celestine berdiri di depan papan presentasi ruang rapat. Setelan blazer putihnya tegas, membuatnya tampak seperti penguasa baru yang tidak bisa disentuh. Para dewan yang tersisa duduk dengan tegang, mendengarkan setiap kata yang ia lontarkan. “Kita tidak akan menunggu kesempatan datang. Kita akan menciptakan peluang itu sendiri,” tegas Celestine. Bram, yang berdiri di sampingnya, menambahkan, “Rancangan kontrak dengan konsorsium energi akan kita dorong minggu depan. Jika ini berhasil, Halim Group langsung masuk peta persaingan utama.” Celestine menandatangani dokumen, lalu menatap semua direksi. “Kalian yang bertahan di sini, kalian adalah tulang punggungku. Jika ada yang berniat berkhianat seperti Wirawan, pintu keluar terbuka lebar. Aku tidak butuh orang lemah.” Senyap. S

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD