“Kamu yang pencet.” Wildan bersembunyi dibalik tubuh kekar pria dengan seragam keamanan di depannya. Pria itu masih ketakutan dengan pikiran liarnya. Mengira apabila undangan yang datang untuk atasannya tersebut masuk ke dalam kategori urusan percintaan. Walau belum pernah mendapati Damian melenceng dari jalur– tetap saja ia harus waspada demi keselamatan dirinya. Pria kekar yang melindunginya ini bisa ia jadikan tameng. Dengar-dengar, para anggota pelangi sangat menyukai pria berbadan kekar. “Selamat Siang Bapak. Maaf mengganggu waktunya. Kami dari pihak keamanan hotel ingin mengantarkan Sekretaris Pribadi Pak Damian untuk menyampaikan pesan.” “Damian Wijaya tidak bisa menemui saya secara langsung?” Inilah saatnya! Wildan melongokkan kepalanya, “bisa Pak. Namun atasannya tidak berk