Puncak Kemarahan Bram 1

1113 Words

PERNIKAHAN - Puncak Kemarahan Bram Vanya melamun di kamarnya. Benarkah Puspa hamil? Perkataan Sony pagi itu mengusik jiwanya. Seminggu ini ia kerap memperhatikan apapun yang dilakukan oleh Puspa. Sering mencuri pandang area perut yang terlihat masih rata. Apa karena Puspa memakai gamis longgar sehingga perutnya tidak kentara. Ia merasa terombang-ambing oleh perasaan yang sulit dijelaskan. Dia tidak menginginkan anggota keluarga baru. Apalagi bayi itu dilahirkan oleh Puspa. Selain muntah-muntah dan perut membuncit, apalagi tanda-tanda orang hamil? Entahlah, Vanya tidak paham. Namun kenapa papanya tidak memberitahunya dan Sony kalau memang benar mau punya adik. Sungguh ia tidak terima. Vanya merasa papanya telah melupakan dan mengkhianati mama mereka. Apalagi kalau benar Puspa hamil. V

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD