Esoknya, Reyhan tertegun saat berpapasan dengan Windy menuju ruang makan. Gadis itu sudah berpakaian seragam sekolah dengan rapi. Masih ada kruk yang menyanggah di lengan kirinya. "Kamu yakin mau pergi ke sekolah hari ini?" tanya Reyhan cemas. "Iya. Aku masih bisa jalan pakai kruk ini. Lagian, Chandra akan tetap jagain aku di sekolah. Jadi, jangan khawatir!" Windy meninggalkan Reyhan dan bergabung dengan yang lain di ruang makan. Luna dan Mama Raya sudah menyambut dengan binar ceria. Ada juga Arvin dan Papa Pramana di antara mereka. "Selamat pagi, Dear!" sapa Mama Raya. "Pagi!" Acara sarapan pagi sedikit hening. Mama Raya menatap putranya yang sedikit malas untuk menyantap menu sarapannya. Hanya sesekali, dia memasukkan roti ke sela bibirnya. "Apa yang kamu pikirkan, Rey? Kamu kelia