Pertandingan final basket antar SMU se-Jakarta menjadi pusat perhatian remaja dan pecinta olahraga bergengsi itu. Para siswi berkumpul mengerubungi lapangan, banyak dari mereka yang membawa banner dan mengelukan Chandra yang menjadi bintang Stravia School. Siswi sekolah lain juga mewarnai riuhnya pertandingan itu. Windy berada di sana. Dia yang beberapa kali sulit berada di antara mereka, hendak duduk di tribun depan seperti yang dijanjikan. Tatapan sinis menyorotinya. Dia yang mulai dikenal sebagai 'beban' bagi sang idola yang berprestasi gemilang. "Lo itu nggak perlu ada di sini. Keluar, lo! Nyusahin Kak Chandra terus." "Lo sadar diri kenapa, sih? Kenapa masih ngikutin Kak Chandra aja?" Windy mencoba sabar menghadapi tindak sinis mereka, berpegang teguh pada kruk karena sejak tadi,