Bab 31

1650 Words

Hampir tiga hari aku jarang berada di rumah. Aku merasa sangat beruntung Delia berada di Semarang saat ini. Karena tanpanya, mungkin aku tak punya alasan yang masuk akal untuk tidak berada di rumah. “Terus rencana lo apa?” tanya Delia seraya meminum lemon tea pesanannya. “Entahlah,” balasku mengembuskan napas panjang. “Gue nggak tahu.” “Gue besok udah balik ke Jakarta, Shab. Dan lo nggak bisa terus-terusan menghindar dari rumah. Bokap lo pasti lama kelamaan bakalan sadar sikap ganjil lo ini.” “Gue tahu. Tapi gue nggak tahu harus bagaimana, Del. Gue nggak bisa lihat Darryl tanpa bikin jantung gue kayak ditonjok. Lihat dia itu rasanya kayak ngalamin lagi rasa sakit kemarin. Dan gue nggak sanggup jika harus ngerasain sakit itu berulang-ulang kali.” Meskipun aku sudah menghindari Darryl

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD