Bertahun-tahun berlalu pekerjaan Samael semakin menumpuk. Bahkan ia diharuskan berurusan dengan para petinggi Grim Reaper. Banyaknya nyawa manusia yang terenggut bukan pada waktunya membuat pekerjaan salah satu Archangel itu bertambah. "Dia benar-benar merepotkan, seharusnya saat ini ia menggantikanku dan aku bisa istirahat dalam damai. Tapi, mengapa bocah itu justru merepotkanku?!" gerutu Samael dengan setumpuk berkas di hadapannya. "Semakin lama sifatnya semakin mirip dengan Pamannya," gumam Samael, Raphael dan Uriel yang sedari tadi mendengarkan gerutuan Samael hanya menggelengkan kepala mereka saja. "Sudah kukatakan untuk melepaskannya, memangnya apa yang kau lihat dari bocah itu?" ujar Raphael yang kini terlihat penasaran. "Kau tidak akan pernah mengerti, Raphael," jawab Samael ma