Rai sudah tertangkap basah. Ia tidak mungkin bisa mencoba kabur lagi. Ia sedang berada di dalam kereta yang satu gerbongnya merupakan satu kesatuan yang mungkin tengah memburunya saat ini. Ia kembali duduk dan menatap seseorang yang diduga sebagai pimpinan kelompok itu, yang tadi berbisik di telinganya, mengatakan bahwa ini bukan waktu yang tepat untuk pergi ke toilet. Seseorang itu berbeda jauh dengan seseorang yang menawarinya minuman tadi. Seseorang yang saat ini duduk berhadapan dengan Rai, penampilannya sangat formal dan sudah dapat dipastikan bukan orang biasa, melainkan orang penting. Rai mencoba untuk tetap tenang, sambil terus waspada. Ia berusaha menguasai situasi yang ada di hadapannya, tapi ia tetap saja tidak bisa rasanya. "Halo. Saya adalah Utusan Presiden. Percaya atau