Utusan Presiden yang sudah mengantongi formula rahasia itu, menghubungi Presiden. Ia bermaksud untuk memberitahu Presiden soal formula tersebut. Pertemuan itu pun kembali diadakan. Presiden menyambut bawahannya itu dengan senyum semringah, seolah tahu bahwa si utusan memang akan mengatakan hal yang membuat Presiden senang. "Jadi, apa yang membawamu kemari?" tanya Pak Presiden. Utusan itu duduk, bahkan sebelum dipersilakan. Siakap tidak sopannya itu, seolah semakin menunjukkan bawa ia memang memiliki sesuatu yang penting dan gelagat tersebut tentu dipahami oleh Presiden sendiri. "Aku dengar, kau memiliki sesuatu yang berharga." "Tentu. Saya memang memiliki sesuatu yang sangat penting. Sebuah formula." "Ah, begitu, ya. Formula yang kamu maksudkan itu, seperti apa? Apa gunanya atau ap