24

1328 Words

 Michell benar-benar takut melihat Shella tertawa bersama laki-laki lain. Untuk itu ia terus saja menggenggam jemari sang istri. Emosinya bahkan sampai tak terkontrol. Untung saja Michell tadi tak sampai membunuh lelaki yang katanya sahabat Shella. “Mich, jangan marah lagi. Aku takut.” Shella meremas jemari Michell. Mendengar kekalutan sang istri karena amarahnya, Michell lantas menghentikan langkah kaki. Membuat Ditto yang tak siap menabrak punggung keras anak Dipta itu. “Weh! Kalau berhenti bilang-bilang dong. Jidad gue nih jadi korban!” omel, Ditto sembari mengusap keningnya yang terasa berdenyut. His! Michell tentu tak mau mengurusi ocehan kekesalan Ditto. Ada hal yang lebih penting dibandingkan kening anak Pak Haryo Botak. “Jangan diulangin lagi tapi ya, Shell?!” pinta, Michell.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD