Ketika kubuka kelopak mataku, aku tersadar kalau aku sedang berada di tempat yang asing. Atapnya terbuat dari beton yang rapuh, dindingnya masih belum dicat, dan permukaan lantainya dari kayu. Aku juga menyadari kalau seluruh tubuhku dipakaikan dengan selimut tebal yang hangat. Aku mengambil napas panjang terlebih dahulu sebelum aku mulai membangunkan badanku untuk berdiri dan mengawasi tempat ini. Ada jendela di kamar ini, dan aku mulai melongokkan mukaku ke jendela, aku terkejut karena saat ini aku sedang berada di sebuah gereja yang berdiri di tengah-tengah kuburan. “Aku berada di kuburan? Apa-apaan ini?” Aku benar-benar kaget bukan kepalang, aku tidak ingat pernah mengunjungi tempat ini, tunggu, sepertinya ada yang kulupakan, sesuatu yang sangat penting. Aku meremas rambutku kuat-kua