Usai sholat subuh berjamaah, sebenarnya Ganda masih mengantuk. Semalam dia tidak bisa tidur nyenyak karena memikirkan langkah apa yang akan dia ambil untuk meluluhkan hati Permana. Sebenarnya dia ingin kembali ke kamar tamu yang disediakan untuknya, melanjutkan tidur sebentar lagi. Tapi dia harus ingat, dia sedang diuji oleh calon mertua, hingga mengabaikan kantuk yang ada, Ganda menimbrung mengobrol dengan Bima. Dia butuh informasi lengkap tentang Permana, dan sepertinya Bima bisa dijadikan narasumber terpercaya. Umur mereka tidak terpaut teralu jauh. Dia hampir tiga puluh dua sebentar lagi, sedangkan Bima menginjak dua puluh delapan. "Terpaut tujuh tahun ya dengan mungil. Lumayan jauh. Aku dan adikku terpaut lima tahun." Kata Ganda. "Mungil? Siapa itu?" Tanya Bima heran. "Ooh itu,