Bismillahirrahmanirrahiim
Allahumma shali’ala Muhammad wa’ala ali Muhammad
Divya merasa gelisah sejak subuh. Ia masih merasa bersalah pada Sakha karena mimpinya ingin bertemu Agra. Bukannya Divya tak berusaha untuk menumbuhkan rasa untuk Sakha, nyatanya rasa untuk Agra masih terpatri kuat di hatinya tanpa bisa ia kendalikan. Divya menyiapkan pakaian kerja untuk Sakha seperti biasanya. Ia duduk di tepi ranjang menunggu Sakha selesai mandi sambil terus menyebut asma Allah agar hatinya merasa tenang.
“Ya Allah, Rabbi, astaghfirullahal’adzim,” gumam Divya lirih.
Tak lama Sakha ke luar hanya dengan menggunakan kaos oblong putih dan celana pendek santai. Ia mendapati Divya tengah menunggunya di tepi ranjang. Sakha pun mendekatinya karena ingin mengambil baju kerjanya. Divya yang menyadari k
