Profesor muda betah jomblo

1593 Words

“Engak! Bentar … bentar, Re! Kasih jeda —” Lagi-lagi Regan lebih dulu menusuknya—dalam, brutal, liar. Seperti pria yang kehausan berhari-hari, tak pernah cukup, tak pernah kenyang. Tak peduli seberapa sering Alora memohon, suaranya hanya jadi musik latar yang diabaikan. Bahkan untuk sekadar meneguk air, Regan tak mengizinkannya. Dia menggenggamnya erat—dalam genggaman yang tak menawarkan pilihan. Begitu gilanya dia. Baru saat matahari merangkak naik dan dunia mulai terbangun, Regan akhirnya melepaskannya. Entah sudah berapa kali, jelas ranjang besar itu porak-poranda, basah, kacau, seperti ladang sisa peperangan. Sementara Alora kini meringkuk di atas sofa, tubuhnya berbalut selimut. Wajahnya tampak amat lelah, matanya terpejam, napasnya pelan seperti tak ingin didengar siapa pun. “L

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD