Musuh sebenarnya (Om David?)

1233 Words

Layar ponsel menyala di dalam mobil. Satu foto, hanya satu, tapi cukup membuat napas Regan terhenti sejenak. Gaun itu—putih, megah, mempesona. Dan Alora... terlalu cantik untuk dilihat hanya dari balik layar. Tatapan Regan langsung kabur, tenggorokannya mengering. Tangannya spontan bergerak membuka pintu. Namun sebuah lengan kekar lebih cepat menahan. Karl. Satu-satunya orang yang cukup kuat untuk menghadang Regan secara fisik. Tubuh mereka hampir seimbang—sama-sama menjulang 190 sentimeter, dengan berat badan nyaris seratus kilo. Jika bukan karena Karl, mungkin Regan sudah menerobos keluar tanpa peduli situasi di luar sana. “Kalau Anda turun sekarang, rencana kita berantakan,” tegas Karl, suaranya nyaris seperti geraman. Ia tidak sekadar memperingatkan—ia memperingatkan demi hidup mere

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD