Venus menoleh pada Archio, sorot matanya menjelaskan banyak kegamangan yang hati Venus sedang rasakan. “Buuu ….” Archio mengerang disertai hembusan napas panjang dan raut wajah nelangsa. Venus menundukan pandangannya, menatap kedua tangan yang saling menggenggam di atas pangkuan. Tangannya yang terasa bergetar terulur meraih cangkir teh hangat yang baru saja disajikan asisten rumah tangga. Venus butuh sesuatu untuk melegakan tenggorokannya. “Diminum ya, Bu.” Venus berujar sebelum menyesap teh. “Silahkan … Silahkan.” Ibu menyahut. “Archi akan menikahi Venus beberapa hari kemudian setelah pesta pernikahan Egi dan Diana digelar … di KUA di daerah Bandung, jadi dari Jakarta Ibu langsung ke Bandung dan hanya Ibu, Pakdhe Hartadi dan Budhe Ainur yang hadir dari pihak Archi. Pakdhe Hartadi