Malam itu, setelah pembicaraan tegang dengan Anjani, Arjuna kembali masuk ke kamar. Bianca masih terbaring, namun matanya ternyata belum sepenuhnya terpejam. Ia menoleh begitu merasakan kehadiran Arjuna di sisinya. "Mas … kamu belum tidur?" suara Bianca lirih. Arjuna tersenyum kecil, lalu duduk di tepi ranjang. Tangannya mengusap lembut pipi Bianca. "Aku nggak bisa tidur sebelum pastikan kamu baik -baik saja." Bianca menggenggam jemarinya erat. Ada rasa takut yang belum hilang, tapi tatapan penuh keyakinan Arjuna menenangkan hatinya. "Aku hanya … takut semuanya makin kacau," ucapnya lirih. Arjuna menunduk, mencium kening Bianca lama -lama. "Selama aku ada, kamu nggak usah takut. Aku janji, Sayang." Hening sejenak. Bianca menatap mata Arjuna yang penuh dengan emosi. Ada cinta, ada amar