Sebuah hentakan tangan pada bahu Edward, membuatnya kembali membuka mata. Ia melihat dua sorot mata yang tajam, dengan memberikannya tatapan yang begitu menusuk. Edward menelan salivanya sendiri. Sepertinya, ia sudah salah langkah, karena akan melakukan kecupan, pada orang yang terlihat tidak menyukai hal tersebut. "Maaf, kalau aku lancang. Em, aku pikir, kita akan segera menikah. Jadi tidak apa-apa bila melakukannya." Grizelle menelan salivanya sendiri. Ia jadi merasa bersalah, karena sudah melakukan penolakan dengan cukup kasar tadi. "Tidak apa-apa, Mas. Aku juga maaf. Aku... Aku akan menyuruh pelayan untuk menyiapkan minum dulu." Grizelle bangkit dengan terburu-buru, untuk menghindar dari suasana yang canggung seperti tadi. Grizelle berdiri di dekat pintu dapur. Ia melirik kepada