Linear Bodies

The Prolog: Negara Indonesia. Tahun dua ribu tujuh puluh delapan ( 2 0 7 8 ). Sepuluh tahun sudah berlalu. Semenjak peristiwa yang terkenal dengan nama “Show No Mercy”. Atau yang akrab juga disebut sebagai The Great Catastrophe. Saat ini… biarkan aku menceritakan suatu hal untuk membuka suatu perjalanan panjang. Seorang manusia dalam menjalani hidupnya sendiri. Maupun apa yang akan terjadi setelah “itu”. Tidak seperti hidup yang lebih memiliki makna “tunggal”. Setiap manusia yang pernah hidup akan mengalami dua macam kematian: Yang pertama yaitu saat ia mati karena meninggalkan dunia. Ketika arwah terlepas dari tubuh jasmaninya. Ketika raga tak mampu lagi melakoni peran dalam susunan masyarakat. Ketika tubuh yang tadi segar bugar dapat bergerak ke sana kemari tak lagi mampu bergerak sesuka hati. Juga ketika tubuh yang sehat berubah nama menjadi mayat. Sementara yang kedua yaitu saat ia mati karena dilupakan oleh orang-orang yang paling menyayanginya dalam hidup. Orang-orang yang paling mengapresiasi keberadaan dirinya. Atau bahkan oleh mereka yang sekadar mengenal namanya saja. Hal itu sangat biasa. Hal itu terjadi pada nyaris semua orang di dunia yang selama hidupnya tidak cukup beruntung untuk menorehkan suatu sejarah yang mampu diingat sampai sepanjang masa. Saat ini… mungkin mereka telah mengalami jenis kematian yang “pertama”. Akan tetapi aku tak akan pernah membiarkan mereka mengalami kematian jenis yang kedua. Untuk para penyelamat dunia itu. Para penyelamat kehidupan banyak manusia yang terus melahirkan sejarah baru sampai detik ini. Aku tak akan biarkan dunia melupakan kalian. Haah... [ TERIMA KASIH BANYAK untuk kalian yang sudah memutuskan untuk mengikuti aku, menambah cerita ini ke perpustakaan atau daftar bacaan kalian, membaca, berkomentar, atau memberi vote di bab mana saja. Aku sangat menghargai itu dan aku harap kalian terus terhibur oleh cerita buatanku - . < ]