Keempat sahabat itu akhirnya duduk di satu meja dengan kursi sofa yang nyaman. Si Cantik menjadi anggota baru dalam ghenk itu yang anteng duduk di atas pangkuan Izora. Seorang pelayan mendatangi mereka membawa tiga buah buku menu dengan hardcover yang terlihat mewah dan eksclusive. “Hari ini gue yang traktir untuk merayakan kita bisa berkumpul lagi,” cetus Jillian yang mendapat tatapan heran dari Kirana dan Izora apalagi Callista. “Kenapa?” tanya Jillian dengan tampang polos. “Lo kaya gini karena ngerasa udah menang, kan?” tuduh Callista, matanya memicing tajam. Callista masih saja berpikiran negatif, dampak dari perasaan bersalahnya dan ia begitu mengenal Jillian yang dulu. Seulas senyum kembali terbit di bibir Jillian, bukan senyum sinis melainkan senyum penuh syukur. “Akhir-akhi

