Part 1

694 Words
"Akhirnya, aku bisa bertunangan juga dengan Sony. "Gumam Dea yang merasa begitu sangat senang karena ia bisa mewujudkan mimpinya untuk bertunangan dengan Sony, pria yang selama ini iya sukai. Baru saja Dea menyelesaikan acara pertunangannya, dan ia merasa sangat bahagia karena bisa memiliki pria yang ia sukai, malam ini Dea mendapat perintah dari kakek Irawan, diminta untuk melakukan kencan dengan Sony, pria yang baru saja menjadi tunangannya. Dengan senang hati Dea mematuhi perintah Kakek Irawan. Karena malam ini Dea melakukan kencan buta dengan tunangannya untuk yang pertama kalinya, akhirnya Dea memutuskan untuk berpakaian yang begitu sangat cantik, dan dengan penuh semangat dan juga penuh kebahagiaan, Dea langsung menuju ke hotel di mana Sony berada, karena kakek Jimmy meminta agar Dea langsung menuju ke hotel Sony, agar mereka berangkat bersama menuju restoran yang sudah ditentukan oleh kakek Jimmy dan juga kakek Irawan. Sayangnya saat Dea sampai di hotel di mana Sony berada, Dea diberi kejutan oleh seorang pria yang tengah berada di atas tubuh seorang wanita, dan Dea melihat secara jelas seperti apa punggung mulus itu bergerak untuk mencari sebuah kenikmatan di atas tubuh seorang wanita, membuat air mata Dea seketika menetes begitu saja. Yah, pria yang sedang bermandi keringat penuh kenikmatan itu tidak lain adalah Sony, tunangan Dea. 1 adegan.1 detik. Cukup untuk meruntuhkan seluruh dunia Dea. Tunangan yang ia cintai, kini berlumuran penghianatan di hadapannya. Hatinya hancur, wajah cantiknya sudah dibanjiri oleh air mata, namun diantara serpihan itu, api dendam perlahan menyala. Apakah ini akhir dari segalanya atau justru awal dari kehancuran yang lebih dalam. Impian untuk merajut rumah tangga yang suci, rumah tangga yang indah, kini hanya ilusi. Dea menyaksikan sendiri, bagaimana cinta yang ia genggam erat berubah menjadi racun mematikan di atas ranjang yang seharusnya tubuh kekar itu menikmati tubuh indah dirinya setelah menikah nanti. Bagaimana ia bisa bertahan, setelah jiwanya terkoyak tak tersisa, dan kepercayaannya untuk menjadi ibu rumah tangga yang bahagia suatu saat nanti telah sirna secara paksa. Mata telanjangnya menjadi saksi bisu penghianatan yang paling keji. Seluruh impian dan masa depan Dea hancur berkeping-keping, tak tersisa, tatkala ia melihat penghianatan Sony. Iya bertanya-tanya pada dirinya sendiri, apakah hati yang remuk redam ini masih bisa menemukan jalannya, masih bisa merasakan yang namanya kebahagiaan setelah melihat betapa nikmatnya sang tunangan menikmati tubuh wanita lain di atas ranjang, ataukah ia akan tenggelam dalam lautan luka yang tak berujung? Sayangnya Dea tidak mendapatkan jawaban akan deretan pertanyaan itu, karena saat ini hati Dea benar-benar sangat hancur. Bagaimana Dea tidak merasakan hancur, seharusnya setelah ia bertunangan dengan Sony, dan bahkan di hari pertama kalinya ia menyandang status sebagai tunangan Sony, ia seharusnya merasakan yang namanya kebahagiaan seperti sepasang tunangan pada umumnya. Tapi sayang, tepat di awal dirinya menyandang status sebagai tunangan Sony, ia disuguhkan oleh pemandangan yang begitu sangat menyakitkan, yaitu menyaksikan sang tunangan yang sedang bermandikan keringat penuh kenikmatan dengan seorang wanita, yang belum Dea ketahui siapa wanita itu, Karena wajah wanita itu terhalang oleh punggung kekar Sony. Dea yang terlanjur kecewa, tidak sengaja menabrak guci yang ada di dekat pintu, karena Dea merasa kakinya sangat lemas dan sulit untuk di gerakkan, hingga tidak bisa menopong tubuhnya, membut Sony langsung menghentikan aktivitas ranjangnya karena terkejut mendengar suara di dekat pintu kamar hotelnya. Sony langsung memakai kembali boxernya, dan berniat melihat ke arah pintu. "Dea, ngapain kamu kesini? "tanya Sony dengan nada yang terdengar sangat santai. Dea melihat Sony tidak terlihat terkejut melihat keberadaannya. Melihat reaksi Sony yang biasa saja, Dea mencoba untuk memperlihatkan wajah datarnya. "Kakek menyuruh kita kencan, "jawab Dea dingin "Bagus dong. Kalau begitu, aku siap-siap dulu. Aku boleh ikut kan? "dengan santainya Maura bilang ingin bersiap-siap, padahal Sony belum mengajaknya, membuat Dea tersenyum kecut. "Kencannya cuma aku sama Sony, jadi... "Dea, kamu lupa kita bertunangan karena apa? Sampai kapanpun, kamu tidak akan bisa menempati apalagi menggeser Maura di hatiku. Selamanya aku mencintai Maura! "ujar Sony cepat, memotong kalimat Dea yang niatnya ingin mencibir Maura, membuat jantung Dea seakan-akan berhenti berdetak saat dengan lantangnya Sony mengungkapkan tentang perasaannya pada Dea, tanpa merasa bersalah pada dan tanpa memikirkan luka di hati Dea. "Terus kamu anggap aku apa? "tanya Dea mencoba untuk tegar, karena Sony menerima pertunangan mereka tanpa ada bantahan. "Hanya....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD